Selasa, 24 November 2015

INILAH YANG DIPIKIRKAN ANAK DI FASE EGOSENTRIS



Howard Gardner menggambarkan fase egosentris sebagai berikut.

"Seorang anak kecil merupakan sosok egosentris total. Bukan karena dia selalu memikirkan kepentingan dirinya, justru sebaliknya, dia tidak memiliki kemampuan berpikir tentang dirinya sendiri."

Lebih lanjut Gardner menjabarkan fase egosentris seperti ini:

*.Seorang anak yang egosentris tidak mampu membedakan dirinya dengan dunia sekitarnya dan tidak bisa membedakan dirinya dengan orang lain atau objek lain.

*.Dia menganggap orang lain memiliki kesedihan dan kesenangan yang sama dengan dirinya.

*.Dia berpikir bahwa setiap celotehannya pasti dimengerti dan orang lain memiliki perspektif yang sama dengan dirinya, bahkan hewan dan tumbuhan pun dianggap memiliki satu kesadaran dengandirinya.

Lalu, bagaimana sikap kita untuk menghadapi anak egosentris ini?

Pola asuh yang tepat dapat memuluskan berlalunya sikap egosentris anak di usia prasekolah. Caranya?

*.Tanamkan moral positif. Anak perlu memahami bahwa ada orang lain yang mungkin berbeda pendapat dengannya. Menghadapi beda pendapat pun tidak dengan amarah atau konflik. Beberapa buku terkait dengan ini bisa membantu si prasekolah memahami soal menghargai pendapat orang lain. Bila perlu bermain peranlah dengannya. Diskusikan sesuatu yang sederhana yang membuat Mama/Papa memiliki pendapat berbeda dengannya. Biarkan ia berargumentasi untuk mempertahankan pendapatnya. Begitu juga dengan kita. Sedikit demi sedikit ia akan belajar memahami bahwa beda pendapat itu adalah hal biasa.

*.Beri contoh tepat. Salah satu hak anak adalah tumbuh dalam lingkungan yang baik dengan mendapat contoh yang tepat dari Mama Papa. Nah, berusahalah untuk tidak memaksakan kehendak pada anak, dengarlah pendapatnya, dan jangan menunjukkan perdebatan sengit antara Mama Papa di depan anak. Beberapa tayangan tv juga bisa memperkuat perilaku mamu menang sendiri, jadi waspadalah.

*.Bangun empati anak. Dengan melatih empati anak, ia akan lebih peduli kepada lingkungannya. Mengarahkan anak untuk mau menolong anak yang sedang kesusahan, menolong teman yang terjatuh, bersedia meminjami alat tulis bila teman tidak punya, dan sebagainya. Anak dengan empati yang terasah akan mudah diajak bekerja sama dengannya.

*.Berikan Reward.
Kesediaan anak untuk bekerja sama dengan temannya dan tidak mau menang sendiri, perlu diapresiasi. Pujian, pelukan, ciuman, akan membuat anak merasa dihargai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar